Sunday, December 29, 2013

KLASIFIKASI MOTOR LISTRIK (ELECTRICAL MOTOR CLASSIFICATION)


KLASIFIKASI MOTOR LISTRIK

Pada bab ini, hanya akan dibahas bagaimana kerja motor induksi dan bagian-bagiannya :

MOTOR INDUKSI AC :
Bagian-bagian motor induksi :



Komponen Motor induksi memiliki dua komponen listrik utama (Gambar 8):
• Rotor. Motor induksi menggunakan dua jenis rotor: 
             - Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan dalam petak-petak slots paralel.                           Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek. 
             - Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase (belitan), lapisan ganda dan terdistribusi. Dibuat melingkar                 sebanyak kutub stator. Tiga fase digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan                   ke cincin kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat yang menempel padanya. 
• Stator. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini                              dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat .


             rotor sangkar dan rotor belitan


Klasifikasi motor induksi 
Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama (Parekh, 2003): 
• Motor induksi satu fase. 
Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti kipas angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp. 
• Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp. 

Cara kerja motor induksi :





















Thursday, May 2, 2013

MACAM SISTEM TELEKOMUNIKASI RADIO DAN FREKUENSINYA



a.       Komunikas selular
- termasuk komunikasi radio
- frekuensi:
Operator
Produk
Jaringan


3




FrenMobi dan Hepi








b.      Bluetooth
-          termasuk komunikasi radio
-          Frekuensi:
2400–2480 MHz
c.       Wifi ( wireless fidelity)
-          termasuk komunikasi radio
-          Frekuensi :
2.4 GHz
d.      GPS (Global positioning System)
-          termasuk komunikasi radio
-          Frekuensi :
GPS frequency overview
Band
Frequency
Description
L1
1575.42 MHz
Coarse-acquisition (C/A) and encrypted precision (P(Y)) codes, plus the L1 civilian (L1C) and military (M) codes on future Block III satellites.
L2
1227.60 MHz
P(Y) code, plus the L2C and military codes on the Block IIR-M and newer satellites.
L3
1381.05 MHz
Used for nuclear detonation (NUDET) detection.
L4
1379.913 MHz
Being studied for additional ionospheric correction.[citation needed]
L5
1176.45 MHz
Proposed for use as a civilian safety-of-life (SoL) signal.

e.      Komunikasi Satelit
-          termasuk komunikasi radio
-          frekuensi :
3.4 GHz sampai 7 GHz
f.        HT (Handie Talkie)
-          termasuk komunikasi radio
-          HF : 3-12 MHz Mode LSB/USB (penerbangan, RAPI/ORARI) — radio khusus
HF : 0,5 – 30 MHz mode AM (radio komersil)
HF : 30-76
VHF : 76 – 108 Mode FM (semua tahu ini radio FM)
VHF : 108 – 118 Mode AM (blank)
VHF : 118 – 133 Mode AM (penerbangan)
VHF : 133 – 136 Mode AM/FM (ada wireless phone)
VHF : 136 – 174 Mode FM (orang ngebrik / frekuensi amatir radio)
VHF : 180 – 230 Mode AM/FM/WFM (radio komersil banyak banget)
VHF : 230 – 300 Mode WFM (TV VHF)
VHF : 300 – 320 Mode AM (penerbangan militer)
VHF : 320 – 400 Mode FM (Taxi, dll)
UHF : 400 – 420 Mode FM (Trunking Polisi, Jasa pengamanan, dll)
UHF : 420 – 440 Mode FM (ORARI)
UHF : 440 – 460 Mode FM (Pak Polisi)
UHF : 460 – 470 Mode FM (TNI, instansi pemerintah, dll)
UHF : 470 – 500 Blank
UHF : 500 – 790 Mode WFM (TV UHF)
UHF : 800 – 820 Mode FM (Radio Trunking Polisi, perusahaan swasta)
UHF : 820 – 850 Blank — cellular mungkin
UHF : 850 – 860 Mode FM (Polisi)
UHF : 860 – 900 Blank
UHF : 900 – 920 Trunking
UHF : 950 – 960 (Polisi, TNI, dll)
g.       DVB-T (Digital Vider Broadcast Terrestrial)
-          termasuk komunikasi radio
(Teknologi siaran televisi digital lebih efisien dalam pemanfaatan spektrum dibanding siaran televisi analog. Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk siaran televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital sehingga tidak perlu ada perubahan pita alokasi baik VHF maupun UHF. Sedangkan lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1 : 6, artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital untuk lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplex dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda tentunya.)
-          Frekuensi :
Frekuensi yang digunakan dalam siaran televisi digital melalui kanal VHF dan UHF (170-230 MHz dan 470-890MHz) sebenarnya tidak sekedar diperuntukkan untuk siaran televisi saja melainkan juga bisa digunakan untuk internet, komunikasi data, bahkan telepon, mengingat kemampuan komunikasi duplex (dua arah) yang dapat dilakukan pada teknologi televisi digital ini. Interaktivitas sendiri diartikan fungsi kritis yang mengubah keseluruhan konsep dari televisi yang menempatkan pemirsa sebagai pemegang kontrol . Dengan melihat fungsi lama televisi dan kemampuannya utuk terhubung dengan internet, televisi menjadi kanal komunikasi yang sangat kuat dan mampu menjangkau seluruh sektor masyarakat. Televisi interaktif dapat terikat kepada individu secara personal yang memungkinkan seperangkat layanan dihantarkan ke rumah. Pemirsa juga bisa menggunakan televisi interaktif untuk mengirim e-mail, home shopping, dan memainkan game favoritnya. Namun demikian, pemirsa tetap akan menggunakan televisi secara pasif, sebagaimana fungsi aslinya, tetapi kemudian akan terbiasa untuk menggunakan fungsi yang lebih maju seperti fitur-fitur interaktif. Fitur-fitur itu antara lain: layanan data dengan menu Bahasa Indonesia, informasi ramalan cuaca, keadaan lalu lintas, keuangan, peringatan dini bencana alam, berita, dan dapat dilengkapi dengan sarana pengukuran rating TV.

h.      UWB (Ultra Wideband)
-          termasuk komunikasi radio
-          frekuensi :
3.1GHz sampai 10.6GHz
i.         VSAT( Very Small Aperture Terminal)
-          termasuk komunikasi radio
-          frekuensi :
Telkom-1 menggunakan C-Band (4-6 GHz). Selain C-Band ada juga KU-Band. Namun C-Band lebih tahan terhadap cuaca dibandingkan dengan KU-Band. Satelit ini menggunakan frekuensi yang berbeda antara menerima dan mengirim data. Intinya, frekuensi yang tinggi digunakan untuk uplink (5,925 sampai 6,425 GHz), frekuensi yang lebih rendah digunakan untuk downlink (3,7 sampai 4.2 GHz).
j.        Wimax (Worldwide Interoperability for Microwave Access)
-          termasuk komunikasi radio
-          frekuensi :
Standar WiMax pada awalnya dirancang untuk rentang frekuensi 10 s.d. 66 GHz. 802.16a, diperbaharui pada 2004 menjadi 802.16-2004 (dikenal juga dengan 802.16d) menambahkan rentang frekuensi 2 s.d. 11 GHz dalam spesifikasi. 802.16d dikenal juga dengan fixed WiMax, diperbaharui lagi menjadi 802.16e pada tahun 2005 (yang dikenal dengan mobile WiMax) dan menggunakan orthogonal frequency-division multiplexing (OFDM) yang lebih memiliki skalabilitas dibandingkan dengan standar 802.16d yang menggunakan OFDM 256 sub-carriers.